Sore
ini adalah jadwal aku untuk belanja ke pasar kaget -bukan setiap orang yang
belanja kesana terkaget-kaget, namun memang pasarnya bernama pasar kaget atau
pasar yang menjual barang harian dengan harga murah dibanding pasar-pasar
biasa, mulai dari cabe, bawang, sayur mayur, buah-buahan, ikan-ikanan, dan
pakaian-, aku bertemu dengan seorang wanita yang sangat aku kenal. Kak Vivi.
Aku sudah lama tidak bertemu dengannya. Bertahun-tahun lamanya.
Kak
Vivi adalah seorang wanita yang sangat baik. Waktu kecil aku sering bermain
ke rumahnya. Sering menginap juga di rumahnya. Tidak ada hubungan darah dengan aku, namun dia sangat sayang padaku. Waktu aku SD dia sudah menjadi
wanita dewasa. Aku tidak tau berapa umurnya. Yang aku tau dia adalah pacar abang
sepupuku.
Kak
Vivi sangat cantik, tinggi, putih, lembut, rambutnya panjang keriting, kulitnya
mulus, begitu juga dengan wajahnya. Sosoknya membuatku yang saat itu masih
kecil bercita-cita kelak jika aku dewasa, aku ingin seperti Kak Vivi. Wanita
yang sangat sempurna di mata aku. Orang tua ku sangat senang dengannya.
Bagaimana tidak, manusia mana yang tidak senang kenal dengan wanita yang sangat
baik dan ramah seperti dia, dan dia sangat menghormati orang tuaku seperti
orang tuanya sendiri.
Saat
tadi aku bertemu dengannya, Ya Allah, sudah lama sekali aku tidak berjumpa
dengannya. Mungkin sejak dia putus dengan abang sepupuku dan dia pindah ke
rumah ayahnya dan saat itu aku masih kecil. Dia masih jelas mengingatku. Aku
senaaaaaaaang. Kak Vivi masih ingat padaku. Dia memelukku. Namun ada yang lain
dengan dia. Mungkin dia sakit. Dia susah untuk bicara, tubuhnya yang sempura
dulu kini menjadi sangat kurus. Saat dia bicara padaku dia seperti terpatah-patah kalimatnya, seperti susah untuk bicara, dia juga seperti kurang
jelas mendengarku dan hanya melihat gerak bibirku, seperti orang yang pernah
mengalami "stroke". Wajahnya yang selalu bersinar kini terlihat sangat
lelah, pucat.
Walau
dia seperti itu, tapi di matanya masih terlihat kasih sayangnya padaku.
Aku tau dia menganggapku seperti adiknya sendiri. Dan kasih sayangnya itu terpancar
jelas dari matanya. Tak pernah berubah. Dia bilang aku sangat cantik sekarang.
Sedih melihat keadaannya, namun aku merasa sangat beruntung punya kakak seperti
dia. Sangat! Dan aku sayang padanya.
Yang
aku tau dia adalah wanita sholehah, rajin sholat ke mesjid, rajin puasa sunah,
rajin mengaji. Meski kini dia terlihat begitu rapuh, wanita sempurna yang kini
sedang sakit itu, tapi ntah kenapa di mataku dia tetap sangat cantik, aku masih
mengaguminya, sama seperti dulu. Kakakku, Kak Vivi, semoga Allah menjauhi
segala penyakit dari tubuh dan jiwamu, selalu diberi kesehatan, kekuatan, umur
panjang, rezeki yang baik, dan selalu bahagia. Doaku selalu untukmu Kak. Ingin segera bertemu lagi
denganmu. Karena rindu ini belum terobati.
Sesosok wanita cantik memandang dengan senyum merekah
Indah penuh kasih
Lembut lemah gemulai sikapnya
Ialah wanita sempurna
Tidak ada komentar:
Posting Komentar