Pages

Labels

Jumat, 01 April 2011

Kesatria dan Merpati Putih

“Lady, aku sayang kamu… Maukah engkau menunggu ku hingga ku kembali dari peperangan yang akan ku lakukan ini..?”
Tertegun, sang Lady mendengar ucapan pangeran yang dulu pernah dicintainya dengan diam-diam. Dengan anggukan mantap sang Lady meng-iya-kan permintaan pangeran.
“Aku juga sayang kamu.”

Dua purnama berlalu. Lady masih setia menunggu pangeran. Hari-hari dilalui dengan penuh suka cita. Harapan yang terpendam dan memenuhi hatinya membuatnya bertahan dan tetap menunggu. Menunggu. Dan selalu menunggu...
Tibalah saat Lady mendengar berita kepulangan pangeran. Seulas senyuman merekah di bibirnya. Bahagia. Itulah yang dirasakan. Bunga-bunga dan burung-burung ikut berbahagia bersamanya.
Namun sudah beberapa hari pangeran belum juga datang menemuinya. Sedangkan rasa rindu telah membuncah dari hatinya.
Prankkkk....
Keterkejutan melanda sang Lady ketika seekor burung kolibri menyampaikan berita bahagia, namun menghancurkan hatinya berkeping-keping. Sang pangeran yang ditunggunya telah menikah dengan seorang putri kerajaan seberang nan cantik jelita dan tak lain adalah sahabat karibnya. Yang selalu bercanda gurau bersama.
Terdiam. Terpaku tak bergerak. Hanya air mata yang mulai memberontak ingin tetap mengalir walau Lady tak ingin menangis. Rasa yang telah tumbuh, semakin tinggi dan semakin besar harus ia hancurkan.
”Apa yang harus kulakukan? Memberi mereka selamat dan doa atau mencaci maki atas apa yang telah terjadi padaku? Tapi ini bukanlah salah mereka. Hanya kebodohanku yang nyata.” Renung Lady.

A moth into a butterfly
And a lie into the sweetest truth
I'm so afraid of life
I try to call your name
But I'm silenced by the fear of dying in your heart once again

I see the seasons changing
And in the heart of this autumn I fall
With the leaves from the trees

I play dead
To hide my heart
Until the world gone dark fades away

I cry
Like God cries the rain
And I'm just one step away
From the end of today

I see the reasons changing
And in the warmth of the past
I crawl
Scorched by the same

I play dead
To hide my heart
Until the world gone dark fades away
And I stay dead
Until you veil my scars and say goodbye to fate
Before it's too late

***
Pagi yang cerah tak membuat Lady bahagia. Tetap bermuram durja. Tiba-tiba seekor merpati putih mendarat di pangkuannya. Di kakinya terikat secarik surat. Sepertinya salah alamat karena Lady tidak tau siapa pengirimnya.

”The power of one begins with believing it starts in the heart then flows through the soul and changes the world imagine how life will be when we stand in unity each of us holds the keys to the power of one then one by one we can make the world a much better place..”

“Siapa gerangan yang mengirimkan surat in? Tidak ada yang dapat dijadikan petunjuk selain merpati ini.”
Sang Lady menuliskan sebuah kalimat di secarik kertas dan mengikatkannya kembali di kaki merpati tersebut dan membiarkan merpati itu terbang. Esoknya merpati putih itu datang kembali dan suratpun lagi-lagi terikat di kakinya. Dengan kalimat yang berbeda dari sebelumnya namun sarat akan semangat.
”Kesatria.” Gumam Lady. ”Siapakah gerangan dirinya?”
Dua purnama. Setiap hari mereka saling berkirim pesan. Canda, tawa, semua terungkap di pesan itu. Mengisi hari-hari sang Lady. Meski ia belum tau siapa ‘Kesatria’, bagaimana wajahnya, apa warna kulitnya, dimana ia tinggal. Sama sekali tak tau. Yang Lady tau hanyalah ‘Kesatria’ itu orang baik dan ia ingin mengenalnya lebih. Tapi begini sudah membuat Lady merasa bahagia karena Kesatria telah mengisi kekosongan hatinya.

Disinilah kisah cinta dimulai.



To be continue...